Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Kooperatif CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca
dan menulis Steven& Slavin(Wijaya Jati,2004 : 35) .Langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut.
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topik
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition,
termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada
mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis
(Steven dan Slavin dalam Nur, 2000:8) yaitu sebuah program komprehensif
atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk
kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan
hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti
pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5
siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin,
suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini
sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing
siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif,
diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif
dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
a. Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005: 3-4)
memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1).
Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5
siswa; (2). Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai
ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru
mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3).
Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer
and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok
dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil
secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam
menyelesaikan tugas; (6). Teaching group, yakni memberikan materi secara
singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test,
yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh
guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
b. Kegiatan pokok pembelajaran CIRC
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah
meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah
satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi
atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk menuliskan apa
yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan
dengan suatu variabel, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian
soal pemecahan masalah, (4). Menuliskan penyelesaian soal pemecahan
masalah secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit
pekerjaan/penyelesaian (Suyitno, 2005:4).
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:
1). Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa, pada
penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada
setiap pertemuan
2). Guru memberikan latihan soal
3). Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC
4). Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen
5). Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok
6). Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik
7). Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok
8). Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
9). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah
memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan
10). Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya
11). Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator
12). Guru memberikan tugas/PR secara individual
13). Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
14). Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah
15). Guru memberikan kuis
d. Kekuatan model pembelajaran CIRC
Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005:6) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut:
1). CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
2). Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
3). Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
4). Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya
5). Membantu siswa yang lemah
6). Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah
sumber: Suyitno, Amin. 2005.
01.01 |
Read User's Comments(0)
Langganan:
Postingan (Atom)