bab 1 model pembelajaran kooperatif tipe circ



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa saat ini kurang mendapat pencerahan bagi peserta didik. Hal ini terbukti kondisi pembelajaran bahasa dan sastra jawa yang belum mengalami kemajuan, tetap terpinggirkan bahkan semakin tak terlihat dari masyarakat jawa sendiri.
Bahasa jawa merupakan bahasa ibu bagi etnis jawa. Maka dari itu untuk menjaga bahasa jawa agar tidak termasuk bahasa yang mengalami kepunahan, bahasa jawa harus dilestarikan. Sebagai bahasa ibu, bahasa jawa harus dilestarikan agar keberadaannya selalau terjaga dan terhindar dari
kepunahan.
Adanya pembelajaran bahasa jawa sebagai bahasa ibu ternyata bukan hanya membentuk pribadi dan karakter anak. Hal ini terbukti pemakaian bahasa ibu dalam dunia pendidikan juga memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian bahasa nasionalnya. Hal ini tampak dari hasil pengamatan penulis di SDN 3 Tamanwinangun yang menunjukkan bahwa peserta didik yang belajar dengan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam menyelesaiakn masalah dibandingkan dengan peserta didik yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam belajar. Ini adalah fenomena menarik apabila kita menerapkan hal tersebut.
Upaya yang paling tepat dalam melestarikan bahasa jawa adalah melalui jalur pendidikan, yaitu melalui pembelajaran bahasa dan sastra jawa. Terdapat hal menarik tentang masyarakat jawa, khususnya di lingkungan SDN 3 Tamanwinangun. Masyarakat merasa gelisah apabila anaknya tidak menguasai bahasa Indonesia maupun bahasa asing khususnya bahasa Inggris dan bahasa Arab. Oleh karena itu, orang tua berupaya agar anaknya menguasai bahasa asing. Karena bahasa asing dianggap lebih maju dan modern. Padahal semestinya mereka menggunakan bahasa jawa sebagaimana fungsi bahasa jawa sebagai bahasa daerah. Hal ini menambah semakin jarangnya peluang bagi peserta didik untuk menggunakan bahasa jawa sebagai alat komunikasi. Mereka pada umumnya menganggap bahasa jawa itu sulit, sehingga akhirnya peserta didik pun bersikap kurang positif terhadap bahasa daerahnya. Padahal secara tidak langsung dalam pembelajaran bahasa jawa diajarkan kepribadian budaya jawa untuk membentuk kepribadian dan budi pekerti peserta didik  yang luhur dalam mewujudkan akhlakul karimah melalui tata karma dan sopan santun.
Untuk mewujudkan pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik perlu adanya kesadaran dalam diri masyarakat, khususnya lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan masyarakat jawa, agar bahasa jawa dapat dilestarikan. Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa peserta didik. Misalnya di lingkungan keluarga orang tua mengajari anak-anaknya berbahasa jawa dengan baik dan benar sejak kecil.
Keterlibatan masyarakat dan orang tua dalam pembentukan bahasa jawa yang baik dan benar juga tidak terlepas dari tugas seorang guru dalam memberikan materi bahasa jawa. Artinya guru bukan saja harus pintar bahasa jawa, tetapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Sebagai seorang pendidik yang juga bertugas mengajar dituntut memiliki kemampuan pedagogic serta profesionalisme dalam menambahkan nilai-nilai dan sikap kepada peserta didiknya. Sebab, guru juga dianggap sebagai contoh oleh peserta didiknya. Sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik dalam pembentukan karakter dan kepribadian peserta didiknya.
Metode pembelajaran merupakan salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru, karena metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen pendidikan. Makin tepat metode yang digunakan guru dalam mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di kelas pada waktu pembelajaran bahasa jawa kelas IV SDN 3 Tamanwinangun terdapat permasalahan dalam pembelajaran yakni peserta didik mengalami kesulitan dalam hal membaca dan menulis bahasa jawa. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak memberi kebebasan bagi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Peserta didik lebih terpaku pada penjelasan guru dan menulis materi yang diberikan. Selain itu peserta didik tidak dibiasakan untuk mengucapkan kata dalam bahasa jawa sehingga ketika peserta didik disuruh membaca teks bahasa jawa tidak lancar dan banyak kata-kata yang tidak mereka mengerti. Ketidakmengertian tentang kosakata bahasa jawa tersebut membuat kemampuan peserta didik dalam menulis bahasa jawa juga kurang. Peserta didik tampak kebingungan ketika mendapat tugas untuk menulis sebuah cerita bahasa jawa, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk diam daripada menulis.
Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut. Dari permasalahan tersebut terdapat dua hal yang menjadi masalah yakni tentang kesulitan membaca dan menulis bahasa jawa. Metode CIRC atau Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan metode pembelajaran kooperatif yang memperkenalkan teknik terbaru mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis. Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran menulis, membaca dan seni berbahasa. Sehingga metode ini sangat tepat jika digunakan untuk mengatasi masalah tentang kesulitan dalam membaca dan menulis.
Dengan melihat kondisi demikian maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penggunan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menulis Bahasa Jawa Siswa Kelas 4 SD N 3 Tamanwinangun Tahun Ajaran 2012/2013.”    

B.     Rumusan Masalah
            Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1.            Bagaimana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam peningkatan kemampuan membaca dan menulis bahasa Jawa siswa kelas 4 SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2012/2013?
2.            Apakah penggunan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatan kemampuan membaca dan menulis bahasa Jawa siswa kelas 4 SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2012/2013?

C.    Tujuan penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Jawa kelas IV SDN 3 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1.      Mendeskripsikan penggunan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam peningkatan kemampuan membaca dan menulis bahasa Jawa siswa kelas 4 SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2012/2013.
2.      Mengetahui peningkatan kemampuan membaca dan menulis bahasa Jawa melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas 4 SD Negeri 3 Tamanwinangun tahun ajaran 2012/2013.

D.    Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam peningkatan kemampuan membaca dan menulis bahasa Jawa.
Adapun manfaat  praktis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Bagi Siswa
Dapat digunakan sebagai acuan  untuk meningkatkan keaktifan siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Jawa.
2.      Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti, khususnya penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam peningkatan kemampuan membaca dan menulis dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
3.      Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai sarana untuk menumbuhkan kreatifitas guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar